KONSTRUKSI MESIN BENSIN
Mesin bensin terdiri dari mesin itu sendiri dan berbagal macam alat bantu lainnya. Sedang mesin itu sendiri terdiri dari, blok cylinder, kepala cylinder, piston, poros engkol, dan mekanisme katup. Alat bantu lainnya pada mesin dirancang untuk menopang kerja mesin. Diantaranya, pelumasan, pendinginan, pemasukan dan pembuangan (intake and exhaust), bahan bakar dan sistem kelistrikan.
KOMPONEN MESIN BENSIN
CYLINDER BLOCK
1. Konstruksi
Cylinder block merupakan inti dari pada mesin, yang terbuat dari besi tuang. Terakhir ada beberapa blok cylinder yang dibuat dari paduan aluminium. Seperti diketahui bahwa bahan aluminium ringan dan dapat meradiasikan panas lebih baik daridibandingkan dengan besi tuang. Blok cylinder dilengkapi rangka pada bagian dinding luar untuk memberikan kekuatan pada mesin dan membantu meradiasikan panas. Cylinder block terdiri dart beberapa lubang tabung cylinder, yang di alamnya terdapat piston yang bergerak turun-naik. Cylinder-cylinder ditutup bagian atasnya oleh cylinder head yang sebelumnya dipasang gasket yang letaknya antara cylinder block dan cylinder head. Crankcase terpasang di bagian bawah cylinder block dan poros engkol dan oil pan termasuk dalam crankscase. Poros nok juga diletakkan dalam blok cylinder; hanya pada tipe OHV (Over Head Valve). Pada mesin yang modern poros nok berada di dalam cylinder head, Cylinder-cylinder dikelilingi oleh mantel pendingin (water jacket) untuk membantu pendinginan. Perlengkapan lainnya seperti stater, alternator, pompa bensin, distributor dipasangkan pada bagian samping cylinder block.
2. Cylinder
Tenaga panas (thermal energy) yang dihasilkan oleh pembakaran bensin dirubah ke dalam tenaga mekanik dengan adanya gerak naik-turun piston dalam tiap-tiap cylinder. Mesin harus memenuhi kedua kebutuhan dengan tujuan untuk merubah tenaga panas menjadi energi mekanik seefisien mungkin yaitu :
1. Tidak boleh terdapat kebocoran campuran bahan bakar dan udara saat berlangsungnya kompresi.
2. Tahanan gesek antara piston dan cylinder harus sekecil mungkin.
Oleh sebab itu pembuatan cylinder diperlukan ketelitian yang cukup tinggi.
CYLINDER HEAD
1. Konstruksi
Kepala cylinder (cylinder head) ditempatkan dibagian atas cylinder block. Pada bagian bawah cylinder head terdapat ruang bakar dan katup-katup. cylinder head harus tahan terhadap temperatur dan tekanan yang tinggi selama mesin bekerja. Oleh sebab itu umumnya cylinder head dibuat dari besi tuang. Terakhir ini sudah banyak mesin yang cylinder head-nya dibuat dari paduan aluminium. Cylinder head yang terbuat dari paduan aluminium memiliki kemampuan pendingin lebih besar dibanding dengan yang terbuat dari besi tuang. Pada cylinder head juga dilengkapi dengan mantel pendingin yang dialiri air pendingin yang datang dari cylinder head untuk mendinginkan katup-katup dan busi.
2. Jenis Ruang Bakar
Bentuk ruang bakar sangat berpengaruh dengan adanya penempatan dua buah katup dan busi. Ada beberapa macam atau jenis ruang bakar yang umum digunakan
1) Ruang Bakar Model Setengah Bulat
Ruang bakar model setengah bulat (Hemispherical Combustion Chamber)
ini mempunyai permukaan yang kecil dibanding dengan jenis ruang bakar lain yang sama kapasitasnya. Ini berarti panas yang hilang sedikit (efisiensi panasnya tinggi) dibanding dengan model lainnya. Disamping itu memungkinan efisiensi saat pemasukan dan pembuangan (intake dan exhaust) lebih tinggi. Ruang bakar model ini konstruksinya lebih sempurna, tapi penempatan mekanis katupnya menjadi lebih rumit.
2) Ruang Bakar Model Baji
Ruang bakar model baji (wedge type combustion chamber) ini kehilangan panasnya juga kecil, konstruksi mekanisme katupnya lebih sederhana bila dibandingkan dengan ruang bakar model setengah bulat (hemispherical type).
3) Ruang Bakar Model Bak Mandi
Ruang bakar model bak mandi (Bathtup type combustion chamber) konstruksinya sederhana, dan biaya produksinya lebih rendah. Hal ini disebabkan diameter katupnya lebih kecil, tetapi saat pengisapan (intake) atau pembuangan (exhaust) kurang sempurna dibanding dengan jenis ruang bakar model setengah bulat.
4) Ruang Bakar Model Pent Roof
Ruang bakar model pent roof ini umumnya digunakan pada mesin yang mempunyai jumlah katup hisap atau katup buang lebih dari 2 dalam tiap-tiap cylinder, yang disusun sedemikian rupa antara katup dan poros noknya. Disebut model pent roof sebab membentuk segi empat, baik tegak atau mendatar. Bila dihubungkan ke titik pusat akan menyerupai atap suatu bangunan. Model ini selaincmemberikan efek semburan yang baik dan lebih cepat terbakar, juga penempatan businya di tengah-tengah ruang bakar.
CYLINDER HEAD GASKET
Cylinder head gasket letaknya antara cylinder block dan cylinder head, fungsinya adalah untuk mencegah kebocoran gas pembakaran, air pendingin dan oli. Bahan cylinder head gasket harus tahan panas dan tekanan dalam setiap perubahan temperatur. Umumnya gasket dibuat dari carbonclad sheet steel (gabungan carbon dengan lempengan baja) karbon itu sendiri melekat dengan graphite, dan keduanya berfungsi untuk mencegah kebocoran yang ditimbulkan antara cylinder block dan cylinder head, serta untuk menambah kemampuan melekat pada gasket.
BAK OLI (OIL PAN)
Bagian bawah dari pada cylinder block disebut crank case. Oil pan dibaut pada crank case dengan diberi paking seal atau gasket. Oil pan dibuat dari baja yang dicetak dan dilengkapi dengan penyekat (separator) untuk menjaga agar permukaan oli tetap rata ketika kendaraan pada posisi miring. Selain itu juga dirancang sedemikian rupa agar oli mesin tidak akan berpindah (berubah posisi permukaannya) pada saat kendaraan berhenti secara tiba-tiba dan menjamin bekerjanya pompa oli tidak akan kekurangan oli pada setiap saat. Penyumbat oli (drain plug) letaknya dibagian bawah oil pan dan fungsinya untuk mengeluarkan oli mesin bekas.
PISTON
1. Konstruksi
Piston bergerak turun naik di dalam cylinder untuk melakukan langkah hisap, kompresi, pembakaran, dan pembuangan. Fungsi utama piston untuk menerima tekanan pembakaran dan meneruskan tekanan untuk memutar poros engkol melalui batang piston (connecting rod). Piston terus-menerus menerima temperatur dan tekanan yang tinggi sehingga harus dapat tahan saat mesin beroperasi pada kecepatan tinggi dalam periode waktu yang lama. Pada umumnya piston dibuat dari paduan aluminium, selain lebih ringan, radiasi panasnya juga lebih baik dibandingkan dengan material lainnya. Nama bagian-bagian pada piston, seperti digambarkan di bawah ini.
2. Celah Piston (Celah Antara Piston Dengan Cylinder)
Pada saat piston menjadi panas akan terjadi sedikit pemuaian dan mengakibatkan diameternya akan bertambah. Untuk mencegah hal ini, pada mesin harus ada semacam celah yaitu jarak yang disediakan untuk temperatur ruang lebih kurang 25°C antara piston dan cylinder. Jarak ini disebut celah piston (piston clearance). Celah piston bervariasi dan tergantung dari model mesinnya, umumnya antara 0,02-0,12 mm. Bentuk piston agak sedikit tirus, diameter bagian atasnya lebih kecil dibandingkan dengan diameter bagian bawahnya. Selain itu celah piston bagian atasnya lebih besar dan bagian bawahnya lebih kecil.
PENTING
Ukuran celah piston berbeda-beda tergantung dari jenis mesinnya. Gunakan buku pedoman reparasl untuk mengukur celah pistonnya.
Celah piston penting sekali untuk memperbaiki fungsi mesin dan mendapatkan kemampuan mesin yang lebih baik. Bila celah terlalu kecil, maka akan tidak ada celah antara piston dan cylinder ketika piston panas, hal ini akan menyebabkan piston menekan dinding cylinder. Hal ini akan merusak mesin. Bila celah piston berlebihan, tekanan kompresi dan tekanan gas pembakarannya akan menjadi rendah, dan akan menurunkan kemampuan mesin.
3. Piston ring
Pegas piston (piston ring) dipasang dalam alur ring (ring groove) pada piston. Diameter luar ring piston sedikit lebih besar dibanding dengan piston itu sendiri. Ketika terpasang pada piston, karena pegas piston sifatnya elastis menyebabkan mengembang, sehingga menutup dengan rapat pada dinding cylinder. Pegas piston terbuat dari bahan yang dapat bertahan lama. Umumnya dibuat dari baja tuang spesial yang tidak akan merusak dinding cylinder. Jumlah pegas piston bermacam-macam tergantung jenis mesin dan umumnya 3 sampai 4 pegas piston untuk setiap pistonnya.
Pegas piston mempunyai 3 peranan penting :
- Mencegah kebocoran campuran udara dan bensin dan gas pembakaran yang melalui celah antara piston dengan dinding cylinder ke dalam bak engkol selama langkah kompresi dan langkah usaha.
- Mencegah oil yang melumasi piston dan cylinder masuk ke ruang bakar.
-
Memindahkan panas dari piston ke dinding cylinder untuk membantu mendinginkan piston.
PENTING
Piston ring mempunyal tanda "1" atau "2". "1" dipasangkan pada bagian atas pegas (Top Ring) dan "2" terdapat pada ring kedua. Kedua pegas harus terpasang dengan permukaan tanda tersebut di bagian atas.
a). Ring Kompresi
Pegas kompresi (compression ring) berfungsi untuk mencegah kebocoran campuran udara dan bensin, dan gas pembakaran dari ruang bakar ke bak engkol selama langkah kompresi dan usaha. Jumlah pegas kompresi ini ada beberapa macam. Umumnya 2 pegas kompresi terpasang pada masing-masing piston. Pegas kompresi ini disebut "top compression ring" dan "second compression ring". Tepi bagian atas pegas kompresi agak runcing dan bersentuhan dengan dinding cylinder. Maksudnya adalah untuk menjamin agar dapat menutup hubungan antara pegas dan cylinder. Selain itu juga untuk mengikis oli mesin dari dinding cylinder secara efektif.
b). Pegas Pengontrol Oli (Oil Ring)
Pegas pengontrol diperlukan untuk membentuk lapisan oli (oil film) antara piston dan dinding cylinder. Selain itu juga untuk mengikis kelebihan oli untuk mencegah masuknya oli ke dalam ruang bakar. Pegas oli ini disebut pegas ketiga (third ring). Ada dua tipe pegas pengontrol oil, tipe integral dan tipe three piece yang sering digunakan.
Celah Ujung Pegas
Pegas piston akan mengembang bila dipanaskan, sama halnya dengan piston. Dengan alasan ini pegas piston dipotong pada satu tempat dan celahnya diposisikan sebelah kiri ketika terpasang di dalam cylinder. Celah ini disebut celah ujung pegas (ring end gap). Besarnya celah ini bermacam-macam tergantung pada jenis mesin, dan umumnya antara 0,2-0,5 mm pada temperatur ruangan.
PENTING
Celah ujung pegas yang berlebihan akan menurunkan tekanan kompresi, seballknya celah yang kecil dapat menyebabkan kerusakan pada mesin bila ujung pegas saling berhubungan akibat dari pemuaian, pegas menjadi melengkung dan merusak dinding cylinder.
4. Piston pin
Piston pin menghubungkan piston dengan bagian ujung yang kecil (small end) pada batang piston. Dan meneruskan tekanan pembakaran pada piston ke batang piston. Piston pin berlubang di dalamnya untuk mengurangi berat yang berlebihan dan kedua ujung ditahan oleh bushing (piston pin boss). Piston dan connecting rod dihubungkan secara khusus seperti diperlihatkan pada gambar.
Pada model Full floating, piston pin tidak terikat pada bushing piston atau connecting rod, sehingga dapat bergerak bebas. Pada kedua ujung pin ditahan oleh dua buah pegas pengunci (snap ring). Pada model semi-floating, piston pin dipasang dan dibaut pada connecting rod untuk mencegah lepas, atau bagian ujung yang kecil pada connecting rod terbagi dalam dua bagian dan piston pin di baut diantara keduanya. Pada model lainnya adalah tipe fixed, salah satu ujung pin dibautkan pada piston.
CONNECTING ROD
Batang piston (connecting rod) menghubungkan piston ke poros engkol dan selanjutnya meneruskan tenaga yang dihasilkan oleh piston ke poros engkol. Bagian ujung connecting rod yang berhubungan dengan piston pin disebut small end. Sedang yang lainnya yang berhubungan dengan poros engkol disebut big end. Crank pin berputar pada kecepatan tinggi di dalam big end, dan mengakibatkan temperatur menjadi tinggi. Untuk menghindari hal tersebut yang diakibatkan panas, metal dipasangkan di dalam big end. Metal ini dilumasi dengan oli dan sebagian dari oli ini dipercikan dari lubang oli kebagian dalam piston untuk mendinginkan piston.
PENTING
Connecting rod harus dipasangkan sesuai tanda. Bila salah pemasangan akan menutup lubang oil. Untuk mencegah hal Ini, tiap connecting rod terdapat tanda. Tanda ini bermacam-macarn tergantung pada tipe mesin dan harus teliti berdasarkan buku pedoman reparasi.
POROS ENGKOL (CRANK SHAFT)
Tenaga (torque) yang digunakan untuk menggerakkan roda kendaraan dihasilkan oleh gerakan batang piston dan dirubah menjadi gerak putaran pada poros engkol. Poros engkol menerima beban yang besar dari piston dan batang piston serta berputar pada kecepatan tinggi. Dengan alasan tersebut poros engkol umumnya dibuat dari baja carbon dengan tingkatan serta mempunyai daya tahan yang tinggi. Konstruksi poros engkol seperti diperlihatkan di bawah ini. Crank journal ditopang oleh bantalan opros engkol (crankshaft bearing) pada crankcase dan poros engkol berputar pada journal. Masing-masing crank journal mempunyai crank arm, atau arm dan crank pin letaknya dibagian ujung armnya. Crank pin terpasang pada cran kshaft tidak satu garis (offset) dengan porosnya. Counter balance weight dipasangkan seperti pada gambar untuk menjamin keseimbangan putaran yang ditimbulkan selama mesin beroperasi. Poros engkol dilengkapi lubang oli untuk menyalurkan oli pelumasan pada crank journal, bantalan batang piston, piston pin dan lain-lain.
RODA PENERUS (Flywheel)
Roda penerus (flywheel) dibuat dari baja tuang dengan mutu yang tinggi yang diikat oleh baut pada bagian belakang poros engkol pada kendaraan yang menggunakan transmisi manual. Poros engkol menerima tenaga putar (rotational force) dari piston selama langkah usaha. Dan tenaga Itu akan hilang pada langkah-langkah lainnya seperti, inertia loss, dan kehilangan akibat gesekan. Roda penerus menyimpan, tenaga putar (inertia) selama proses langkah lainnya kecuali langkah usaha, oleh sebab itu poros engkol berputar secara terus menerus. Hasilnya mesin dapat berputar dengan halus akibat getaran tenaga yang dihasilkan. Roda penerus dilengkapi dengan ring gear yang dipasangkan dibagian luar gunanya untuk persinggungan dengan gigi pinion dari motor starter. Pada kendaraan yang menggunakan transmisi otomatis, sebagai pengganti flywheel digunakan torque converter.
CATATAN
"Inertia loss" berarti hilang tenaga, khususnya pada langkah kompresi yang terjadi pada saat piston menekan ke atas memampatkan campuran udara dan bahan bakar.
BANTALAN POROS ENGKOL
1. Uraian
Crankpin dan journal poros engkol menerima beban yang besar (dari tekanan gas pembakaran) dari piston dan berputar pada putaran tinggi. Oleh sebab itu digunakan bantalan-bantalan antara pin dan journal yang dilumasi dengan oli untuk mencegah keausan serta mengurangi gesekan.
2. Macam-macam bantalan
Poros engkol atau bagian-bagian lainnya yang berputar pada kecepatan tinggi dibawah beban besar menggunakan bantalan tipe sisipan (insert type bearing), tipe ini mempunyai daya tahan serta kemampuan mencegah keausan yang baik. Tipe bantalan sisipan ini terdiri dari lapisan baja (steel shell) dan lapisan metal di dalamnya. Bantalan ini berhubungan langsung dengan crankpin atau journal. Lapisan baja (steel shell) mempunyai bibir pengunci (locking lip) untuk mencegah agar bantalan tidak ikut berputar. Tipe bantalan sisipan ini ada beberapa macam. Masing-masing mempunyai lapisan metal yang berbeda. Umumnya bantalan model sisipan dibuat dari metal (logam) putih, kelmet metal atau aluminium.
PENTING
Tiap bantalan mempunyal tanda nomer bantalan diatasnya. Bila akan mengganti
bantalan, gunakan bantalan dengan nomer bantalan yang sama. Gunakan buku
pedoman reparasi untuk mengetahul nomer bantalan.
1) Logam Putih (white metal),
Logam putih (white metal) adalah lapisan baja yang dilapisi dengan timah (tin), timah hitam (lead), seng dan campuran lainnya. Bantalan tipe ini sering digunakan pada mesin dengan beban ringan.
2) Logam Kelmet
Logam Kelmet (Kelmet metal) adalah lapisan baja yang dilapisi dengan tembaga (copper) dan paduan timah hitam (lead alloy). Logam kelmet lebih keras dan daya tahannya lebih besar dibanding dengan logam putih. Umumnya logam Kelmet digunakan pada mesin yang bebannya besar dan pada kecepatan tinggi.
3) Logam Aluminium
Lapisan aluminium (aluminium metal) adalah lapisan baja yang mengandung aluminium dan campuran timah yang dilebur menjadi satu. Mempunyai daya tahan dan radiasi panas yang lebih baik dibandingkan dengan logam putih atau logam kelmet. Logam ini biasanya digunakan pada mesin bensin.
3. Celah Oil Bantalan
Oli pelumas harus disalurkan dengan cukup untuk mencegah kontak langsung logam dengan logam antara fixed bearing dan poros engkol selama berputar pada bantalan. Diperlukan adanya celah yang tepat antara bantalan dan poros engkol untuk membentuk lapisan oli (oil film). Celah ini disebut celah oil (oil clearance). Ukurannya bermacammacam tergantung pada jenis mesinnya, tetapi pada umumnya antara 0,02-0,06 mm.
MEKANISME KATUP
1. Konstruksi
Gambar di bawah adalah konstruksi mekanisme katup yang digunakan pada mesin bensin . Mesin 4 langkah mempunyai langkah hisap, kompresi, usaha, dan buang, tetapi bekerjanya katup hanya dibutuhkan dalam 2 proses langkah yaitu langkah hisap dan langkah buang. Mekanisme katup ini dirancang sedemikian rupa sehingga sumbu nok (camshaft) berputar satu kali untuk menggerakan katup hisap dan katup buang setiap 2 kali berputarnya poros engkol. Pully timing crankshaft dipasang pada ujung poros engkol (crankshaft) dan pully timing camshaft dipasang pada ujung exhaust camshaft. Exhaust camshaft digerakkan oleh poros engkol melalui timing belt. Intake camshaft digerakkan oleh gigi-gigi yang berkaitan pada intake dan exhaust camshaft. Jumlah gigi camshaft timing pulley dua kali lipat dari gigi crankshaft timing pulley yang mana sumbu nok hanya berputar satu kali untuk setiap dua kali putaran poros engkol.
2. Cara Kerja Katup
Bila poros engkol berputar menyebabkan exhaust camshaft juga berputar melalui timing belt, sedangkan intake camshaft diputarkan oleh exhaust camshaft melalui roda-roda gigi. Bila sumbu nok (camshaft) berputar, nok akan menekan ke bawah valve lifter dan membuka katup. Bila sumbu nok terus berputar, maka katup akan menutup dengan adanya tekanan pegas. Setiap sumbu nok berputar satu kali, akan membuka dan menutup katup hisap dan katup buang satu kali pada setiap 2 putaran poros engkol.
1. Metode Menggerakkan Katup
Sumbu nok digerakkan oleh poros engkol dengan beberapa metode, termasuk timing gear, timing chain dan timing belt. Sebagian besar mesin bensin menggunakan camshaft yang digerakkan oleh belt dan ada beberapa camshaft yang digerakkan oleh rantai.
1) Model Timing Gear
Metode ini digunakan pada mekanisme katup jenis mesin OHV (over head valve), yang letak sumbu noknya di dalam blok cylinder. Timing gear biasanya menimbulkan bunyi yang besar disbanding dengan rantai (timing chain), sehingga mesin bensin model penggerak katup ini menjadi kurang populer pada mesin bensin jaman modern ini.
2) Model Timing Chain
Model ini digunakan pada mesin OHC (over head camshaft) dan DOHC (dual overhead camshaft) sumbu noknya terletak di atas kepala cylinder. Sumbu nok digerakkan oleh rantai (timing chain) dan roda gigi sprocket sebagai pengganti timing gear. Timing chain dan roda gigi sprocket dilumasi dengan oil. Tegangan rantai (chain tension) diatur oleh chain tensioner. Chain vibration (getaran rantai) dicegah oleh chain vibration damper. Sumbu nok yang digerakan oleh rantai hanya sedikit menimbulkan bunyi dibanding dengan roda gigi (gear driven) dan jenis ini amat populer. 3) Model Timing Belt Sumbu nok (camshaft) digerakkan oleh sabuk yang bergigi sebagai pengganti timing chain. Sabuk (belt) selain tidak menimbulkan bunyi dibanding dengan rantai (chain), juga tidak diperlukan pelumasan serta penyetelan tegangan. Kelebihan lainnya, belt lebih ringan dibanding dengan model lainnya. Oleh karena itu model ini banyak digunakan pada mesin. Belt penggerak sumbu nok ini dibuat dari fiberglass yang diperkuat dengan karet sehingga mempunyai daya regang yang baik dan hanya mempunyai penguluran yang kecil bila terjadi panas.
3) Model Timing Belt
Sumbu nok (camshaft) digerakkan oleh sabuk yang bergigi sebagai pengganti timing chain. Sabuk (belt) selain tidak menimbulkan bunyi dibanding dengan rantai (chain), juga tidak diperlukan pelumasan serta penyetelan tegangan. Kelebihan lainnya, belt lebih ringan dibanding dengan model lainnya. Oleh karena itu model ini banyak digunakan pada mesin. Belt penggerak sumbu nok ini dibuat dari fiberglass yang diperkuat dengan karet sehingga mempunyai daya regang yang baik dan hanya mempunyai penguluran yang kecil bila terjadi panas.
4) Camshaft
Camshaft dilengkapi dengan sejumlah nok yang sama yaitu untuk katup hisap dan katup buang, dan nok ini membuka dan menutup katup sesuai timing (saat) yang ditentukan. Gigi penggerak distributor (distributor drive gear) dan nok penggerak pompa bensin (fuel pump drive cam) juga dihubungkan dengan sumbu nok. Sprocket dan sebuah puli yang menempel pada ujung sumbu digerakkan oleh poros engkol. Mesin-mesin DOHC lainnya juga mempunyai tambahan roda gigi untuk menggerakkan sumbu nok.
5) Pengangkat Katup
Pengangkat katup (valve lifter) adalah komponen yang berbentuk cylinder pada mesin OHV, masing-masing dihubungkan dengan noknyang berhubungan dengan katup melalui batang penekan (push rod). Pengangkat katup bergerak turun dan naik pada pengantarnya yang terdapat di dalam blok cylinder saat sumbu nok berputar dan juga membuka dan menutup katup. Mesin yang mempunyai pengangkat katup konvensional celah katupnya harus disetel dengan tepat, sebab tekanan panas mengakibatkan pemuaian pada komponen kerja katup. Beberapa mesin modern ada yang bebas penyetelan celah yaitu dengan menggunakan pengangkat katup hidraulis dan dalam pengaturan celah katupnya dipertahankan pada 0 mm setiap saat. Ini dapat dicapai dengan hydraulic lifter atau sealed hydraulic lifter (terdapat pada mesin tipe OHV) atau katup last adjuster (terdapat pada mesin tipe OHC).
6) Push rod
Batang penekan (push rod) berbentuk batang yang kecil masing-masing dihubungkan pada pengangkat katup (valve lifter) dan rocker arm pada mesin OHV. Batang katup ini meneruskan gerakan dari pengangkat katup ke rocker arm. 8. Rocker Arm dan Shaft
Rocker arm dipasang pada rocker arm shaft. Bila rocker arm ditekan ke atas oleh batang penekan (push rod), katup akan tertekan dan membuka. Rocker arm dilengkapi dengan skrup dan mur pengunci (lock nut) untuk penyetelan celah katup. Rocker arm yang menggunakan pengangkat katup hidraulis tidak dilengkapi skrup dan mur penyetelan.
7) Rocker Arm dan Shaft
Rocker arm dipasang pada rocker arm shaft. Bila rocker arm ditekan ke atas oleh batang penekan (push rod), katup akan tertekan dan membuka. Rocker arm dilengkapi dengan skrup dan mur pengunci (lock nut) untuk penyetelan celah katup. Rocker arm yang menggunakan pengangkat katup hidraulis tidak dilengkapi skrup dan mur penyetelan.