Berbagai macam posisi seks di ajarkan dalam kitab kamasutra, dari posisi seks berdiri sampai dengan gaya bercinta hot seperti gaya missionaris. Hal ini membuat banyak mitos seks yang beredar di masyarakat, salah satunya adalah yang menyebutkan posisi seks berdiri bisa mencegah kehamilan.
Sebuah kasus di daerah Jawa, dimana seorang gadis muda nekad berhubungan seks dengan seorang lelaki beristri. Agar ia tidak hamil, si gadis melakukan hubungan seks dengan posisi berdiri.
Betulkah cara yang ia pilih itu ?
Pada prinsipnya, kehamilan mungkin terjadi kalau ada sperma masuk melalui vagina dan berhasil membuahi sel telur yang dikeluarkan pada saat subur. Di luar masa subur wanita, hubungan seksual tidak mungkin menimbulkan kehamilan.
Jika dilihat dari posisi hubungan seksual, dalam posisi manapun akan tetap memberikan kemungkinan terjadi kehamilan. Namun, posisi yang paling baik untuk menghasilkan kehamilan adalah lelaki di atas, karena sperma tertimbun di sekitar mulut rahim lebih lama.
Berhubungan seks dengan posisi berdiri, memang memungkinkan sperma segera keluar kembali, tidak sempat tertimbun di sekitar mulut rahim. Karena itu, secara teoritis, kemungkinan terjadi kehamilan lebih kecil bila dibandingkan dengan posisi pria di atas. Hanya saja, secara statistik, kemungkinan terjadi kehamilan tetap ada. Artinya, hubungan seksual dengan posisi berdiri tidak dapat digunakan sebagai cara untuk mencegah kehamilan.
Sperma yang masuk melalui vagina pastilah akan keluar kembali. Justru aneh kalau tidak keluar kembali. Ingat, sel-sel spermatozoa yang terkandung di dalam cairan spermalah yang diperlukan untuk terjadinya kehamilan. Sel-sel spermatozoa itulah yang bergerak masuk ke dalam rahim mencari sel telur untuk dibuahi