.breadcrumbs { padding:5px 5px 5px 0px; margin: 0px 0px 15px 0px; font-size:95%; line-height: 1.4em; border-bottom:3px double #e6e4e3; }
YOU'LL NEVER WALK ALONE السلام عليكم ورحمة الله وبركته . . . ؟

WWW.DAYSCO.BLOGSPOT.COM

السلام عليكم ورحمة الله وبركته . . . ؟

sejarah EPL

Diposting oleh king the world Minggu, 13 Maret 2011


Sejarah EPL

Tak bisa dipungkiri bahwa Liga Premier merupakan salah satu kompetisi sepakbola paling atraktif dan bergengsi di dunia saat ini. Betapa tidak, Liga sepakbola profesional yang bergulir di Tanah Britania ini ditonton oleh sekitar 500 juta fans di seluruh dunia dan mendatangkan keuntungan dari segi bisnis dan finansial.

Secara istilah Liga Premier kini disebut Barclay Premier League untuk alasan sponsorship. Ada pula yang menyebut kompetisi Premiership atau English Premier League (EPL). Liga Premier sendiri sebenarnya baru bergulir sejak 1992, tetapi cikal bakalnya berasal The Football League, liga sepakbola tertua di dunia.

Sebagai liga profesional yang menempati kasta teratas di sistem kompetisi Inggris, Liga Premier hanya dihuni dua puluh klub setiap musimnya. Dalam lima belas musim terakhir, tercatat hanya empat klub ternama yang pernah mencicipi manisnya gelar juara yakni Arsenal (tiga kali), Blackburn Rovers (sekali), Chelsea (dua kali) serta Manchester United (sembilan kali). The Red Devils atau Manchester United saat ini berstatus sebagai juara bertahan setelah musim lalu menghentikan dominasi Chelsea yang dua kali berturut-turut memenanginya pada musim 2004-05 dan 2005-06.

Sebagai liga elit, EPL memang begitu gemerlap dan glamor sehingga menyedot perhatian seluruh belahan dunia. Tetapi jika merunut sejarah, kelahiran liga ini justru dilatarbelakangi situasi memprihatinkan yang melanda persepakbolaan Inggris.

Pada 1980-an sepakbola Inggris mencapai titik yang terendah. Banyak stadion yang rusak sehingga para suporter harus menonton dengan fasilitas buruk selain juga hooliganisme begitu mengakar. Situasi buruk ini mengalami puncaknya saat klub-klub Inggris dilarang ikut serta dalam kompetisi Eropa menyusul pecahnya Tragedi Heysel pada 1985.

Saat itu, The Football League masih mewadahi kompetisi resmi sejak 1888, dan Liga Divisi Satu adalah level tertinggi sistem tersebut. Kendati sudah hadir sejak lama, The Football League justru jauh tertinggl dibanding kompetisi negeri tetangga seperti Liga Serie A Italia atau La Liga Sepanyol. Itu bisa dilihat dari jumlah penonton yang hadir di stadion, pendapatan klub, serta banyaknya pemain top Inggris yang bermain di luar negeri.

Lalu angin perubahan pun mulai terasa di awal 1990-an seiring prestasi gemilang Inggris di kancah Piala Dunia 1990, di mana skuad “Three Lions mencapai babak semifinal. Kondisi pun kian kondusif setelah Uni Sepakbola Eropa (UEFA) mencabut larangan buat klub-klub Inggris tampil di kompetisi Eropa pada 1990.

Di awal tahun ini pula, Inggris mulai membenahi industri sepakbolanya menyusul dipublikasikannya Taylor Report berkenaan standar keselamatan penonton di stadion. Report ini juga memuat proposal renovasi besar-besaran stadion di Inggris menjadi all-seater.

EPL pun akhirnya digulirkan untuk pertamakali pada musim 1992-93 dengan diikuti 22 klub. Gol pertama dicetak oleh Brian Deane yang membawa Sheffield United menang atas Manchester United 2-1. Oleh sebab peraturan FIFA, yang mengharuskan liga domestik mengurangi jumlah pertandingannya, klub peserta EPL dirampingkan menjadi 20 tim pada 1995. Pada saat itu, EPL memberlakukan degradasi untuk empat klub terbawah di akhir musim. Sedangkan dua tim teratas dari divisi satu mendapat hak promosi.

Pada 8 Juni 2006, FIFA meminta seluruh liga Eropa mengurangi jumlah klub peserta menjadi 18 sejak musim 2007/08. Namun Liga Premier tidaK merespon instruksi tersebut dan tetap mengikutsertakan 20 klub di divisi Premier. Dengan 20 buah klub peserta, Liga Premier mewajibkan setiap klub bertemu dengan klub lain dua kali dalam satu musim. Sekali untuk pertandingan di kandang (home) dan sekali di kandang lawan (away) dengan total pertandingan sebanyak 38 untuk setiap tim.

Tim yang menang mendapat 3 poin, sedangkan seri mendapat 1 poin dan kalah tak diberi poin. Peringkat tim disusun berdasarkan jumlah poin di klasemen, selain juga memperhitungkan selisih gol dan produktivitas gol. Tiga tim terbawah pada akhir musim harus mengalami degradasi ke Divisi Satu (Football League Championship). Tiga tempat di Liga Premier kemudian akan diisi oleh dua tim teratas di Divisi Satu serta pemenang babak playoff yang diikuti tim peringkat tiga hingga enam Divisi satu.

Posting Komentar