Pengukuran Laju Partikulat pada Cerobong Gas Buang Pembakaran Batubara
Pengukuran Laju Partikulat pada Cerobong Gas Buang Pembakaran Batubara
I. Latar Belakang Sesuai dengan KEPMENLH No. 13 tahun 1995, maka setiap cerobong yang mengeluarkan gas buang harus dilakukan pengecekan kualitas gas buangnya. Keputusan Menteri lingkungan hidup ini mengatur tentang nilai ambang batas yang diperkenankan pada suatu aliran gas buang pada cerobong, parameter dan kondisi pengukuran yang dilakukan tergantung pada proses dan jenis bahan bakar yang digunakan. Salah satu aturan pada KepMenLH? tersebut adalah gas buang untuk pembakaran berbahan bakar batubara, dan parameter yang harus diukur adalah parameter partikulat.
Metode yang dilakukan untuk mengukur partikulat pada cerobong gas buang adalah sesuai dengan method 5 US EPA (United States Environmental Protection Agency). Dalam prakteknya, method 5 ini tidak dapat berdiri sendiri, karena harus mengikuti tahapan pengambilan sample yang sesuai dengan method 1 – 4 US EPA. Adapun isi dari method 1 – 4 US EPA adalah sebagai berikut :
Method 1 US EPA : Metode untuk menentukan titik sampling pada cerobong dan jumlah titik lintas pengambilan sample Method 2 US EPA : Metode untuk menentukan kecepatan aliran gas buang pada cerobong Method 3 US EPA : Metode untuk mmenentukan komposisi dan berat molekul gas buang pada cerobong Method 4 US EPA : Metode utuk menentukan kadungan uap air pada gas buang di cerobong
Method 5 US EPA merupakan metode pengambilan sample partikulat yang harus dilakukan secara isokinetis. Isokinetis adalah kondisi dimana kecepatan aliran gas buang pada cerobong sama dengan kecepatan aliran hisap gas buang pada nosel probe (masih diperkenankan toleransi sebesar + 10% terhadap kecepatan gas buang). Pengujian dengan method 5 ini dilakukan dengan suatu peralatan yang disebut Particulate Stack Sampler. Peralatan ini terdiri dari 4 bagian utama yaitu : 1. Probe 2. Heater Box 3. Selang (Umbilical) 4. Meter box
Peralatan tersebut dirangkai seperti pada gambar berikut :
II Uraian Permasalahan Peralatan tersebut merupakan peralatan yang sudah terstandarkan, artinya untuk mendapatkan komponen peralatan tersebut maka kita dapat memesan kepada supplier. Tetapi, terkadang untuk beberapa kasus diperlukan peralatan yang tidak tersedia dari supplier. Sebagai contoh adalah untuk cerobong yang memiliki diameter besar, untuk memenuhi persyaratan sesuai dengan method 1, maka diperlukan probe yang panjang juga, sedangkan supplier hanya menyediakan probe dengan panjang sekitar 1,5 m. Untuk keperluan menjawab permasalahan ini, maka diperlukan modifikasi dari peralatan yang ada. Permasalahan lain misalnya adalah tidak siapnya kondisi pendukung sampling seperti stagger, gantungan rel bar, atau bahkan lubang samping. Untuk itu diperlukan suatu panduan agar segala permasalahn yang mungkin timbul saat sampling dilakukan dapat dihilangkan
III Solusi Untuk mengatasi segala permasalah di atas, maka beberapa jawaban telah dilakukan. Untuk mengatasi kebutuhan probe yang panjang, maka dibuat suatu probe yang bisa tersambung satu dengan lainnya dengan cara membuat sambungan ulir atau drat dari masing-masing probe. Tetapi memang dalam pelaksaan sampling, titik pada sambungan ini harus diperhatikan dan dihindarkan dari kebocoran. Untuk mengatasi permasalah tidak siapnya kondisi pendukung sampling, maka dilakukan pre survey untuk setiap tempat baru yang akan disampling. Gambar teknik untuk menggambarkan ukuan ataupun jarak anatar masing-masing komponen peralatan, maka dibuatlah standar gambar teknik untuk penggunaan alat particulate stack sampler.
IV Implementasi Saat ini, solusi atas dua permasalahan yang sering timbul ketika sampling di atas telah dapat di atasai dengan adanya suatu gambar yang dapat memberikan gambaran penyiapan fasilitas pendukung sampling. Probe panjang yang dapat dirakit atau disambungkan antara satu dengan yang lainnya dan tealh diuji kebocorannya, maka alat tersebut dapat menghilangkan poteni kebocoran.