1 |
Gerhana matahari sendiri dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
- Gerhana Matahari Total
- Gerhana Matahari Sebagian
- Gerhana Matahari Cincin.
Dalam dunia modern dimana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah mampu menjelaskan mengapa fenomena Gerhana Matahari ini bisa terjadi, ternyata di beberapa tempat masih terus terpelihara mitos-mitos Gerhana Matahari. Legenda atau dongeng masa lalu yang diwariskan secara turun temurun mengenani mitos-mitos Gerhana Matahari masih saja mempengaruhi kehidupan masyarakat di tempat tersebut.
Di India misalnya, ketika terjadi Gerhana Matahari pada hari Jumat, 15 januari 2010, yang lalu, hampir semua kuil di India menutup pintunya rapat-rapat. Menurut pendeta di kuil Hindu tersebut, penutupan kuil dilakukan untuk mengusir energi negatif yang diakibatkan oleh gerhana matahari tersebut.
Hal ini tentu saja didasarkan pada keyakinan mereka bahwa dalam mitos Hindu, dua setan yaitu Rahu dan Ketu diyakini “menelan” matahari selama terjadinya Gerhana Matahari. Oleh karena itu, wanita hamil disarankan untuk tetap diam didalam rumah selama Gerhana Matahari berlangsung, hal ini dilakukan agar bayi yang dikandungnya tak cacat saat dilahirkan. Selain itu, disarankan pula untuk melakukan doa-doa, puasa dan mandi ritual di sungai-sungai suci.
Tidak hanya di India saja, di Jepang juga ada
Sementara itu, di Negara China, orang-orang percaya bahwa seekor naga langit membanjiri sungai dengan darah lalu menelannya. Sampai abad ke 19, orang China biasa membunyikan petasan untuk menakut-nakuti sang naga.
Lalu bagaimana dengan Mitos Gerhana Matahari di Indonesia? Di Jawa ada sebuah mitos yang menceritakan bahwa saat Gerhana Matahari berlangsung, Raksasa Betara Kala atau Rahu menelan matahari karena dendamnya pada Sang Surya atau matahari, inilah yang menyebabkan terjadinya Gerhana matahari.